MAKALAH : PKWU KELAS 10 SMA
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunianya, hingga tugas yang saya buat ini dapat diselesaikan dalam bentuk
Makalah yang bertema mengenai Wirausaha Kerajinan dengan inspirasi budaya non
benda
Tugas
Makalah ini saya buat sebagai tugas yang wajib diselesaikan pada tahun ajaran
2018/2019 pada saat saya duduk di X MIPA 2 SMA Negeri 1 Gianyar. Tugas ini juga
bermanfaat untuk mengembangkan daya pikir serta untuk menambah wawasan
pengetahuan umum pada diri saya dalam mengerjakan tugas ini. Dalam pembuatan
tugas ini, saya banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari orang tua dan
berbagai sumber
Tentunya
saya menyadari dalam mengerjakan tugas Makalah, saya banyak menemui
kesulitan–kesulitan, hal ini karena saya sebagai siswa memiliki keterbatasan
kemampuan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi kesempurnaan tugas makalah ini.
Apabila
ada kesalahan dalam Makalah ini saya mohon maaf sebesar besarnya. Sebagai akhir
kata, saya berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi yang membacanya. Sekian
dan terima kasih.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………………………
i
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………………
ii
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang ……………………………………………………………………
1
1.2
Rumusan Masalah ……………………………………………………………………
1
1.3
Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………
2
1.4
Manfaat Penulisan ……………………………………………………………………
2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Karakteristik Kewirausahaan …………………………………………………………...
3
2.2
Perencanaan Usaha Kerajinan dengan Inspirasi Budaya nonbenda …………... 5
2.3
Perancangan dan Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya nonbenda …... 6
2.4
Penghitungan Biaya Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya nonbenda …… 9
2.5
Pemasaran Langsung kerajinan dengan
inspirasi budaya nonbenda …………...
9
BAB
III PENUTUP
KESIMPULAN …………………………………………………………………...
10
SARAN …………………………………………………………………...
10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kewirausahaan adalah
salah satu proses dalam melakukan pekerjaan sesuatu yang baru dilakukannya atau
kreatif yang sangat berbeda dengan yang lainnya, karena ini memberikan salah
satu manfaat yang sangat lebih. Nah ada seseorang yang mengatakan seperti ini,
kewirausahaan adalah suatu dari keberanian tersebut, hanya untuk menciptakan
atau upaya yang lainnya. Dan bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup yang dia
lakukan dengan seseorang lainnya. Sepertinya
dari dasarnya dalam kemampuan tersebut hanya dengan manfaatkan dari segala
potensi yang lainnya ia milikinya, hanya untuk mencapai hasil dari sesuatu yang
sangat bermanfaat untuk dirinya sendiri atau orang lain. Kewirausahaan merupakan salah
satu sebuah dari proses dalam melakukan perubahan ide yang bisa menjadi
kesempatan komersial dan hanya untuk menciptakan nilai harga. Pengertian kewirausahaan pendapat dari ahmad sanusi pada tahun
1994 kewirusahaan merupakan nilai yang akan diwujudkan dalam prilaku yang akan
dijadikan sumber daya yang lainnya, atau tenaga pergerakan, tujuan, siasat,
kiat, proses dan untuk mencapai hasil bisnis. Pengertian dari kewirausahaan pendapat dari bapak Soeharto Prawiro
pada tahun 1997 ini salah satu nilai yang sangat dibutuhkan hanya untuk memulai
usaha dan untuk mengembangkan usaha mereka atau yang lainnya. Pengertian wirausaha adalah
salah satu pendapat dari siswanto sudormo pada waktu tahun 1989
entrepreneurship atau kewirausahaan merupakan segala sesuatu yang sangat
penting untuk mengenai seorang yang mempunyai wirausahaannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu wirausaha?
2. Bagaimana proses usaha
kerajinan dengan inspirasi non benda?
3. Bagaimana cara kerja dalam
membuat kerajinan?
4. Bagaiamana cara
pemasarannya?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memberikan pengetahuan tentang kewirausahan
2. Mengetahui proses atau cara kerja dalammembuat kerajinan dengan
inspirasi budaya non benda
3. Mengetahui cara proses pemasarannya
4. Dapat membuat kerajinan dengan inspirasi budaya non benda
1.4 MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang didapat dari
penulisan makalah ini anatara lain, kita dapat mengetaui pengertian dari
kewirausahan, seperti karakteristiknya,sifat-sifatnya, kita juga dapat
mengetahui bagaimana proses kerja dari pembuatan kerajinan inspirasi budaya non
benda, perencanaan produksi seperti pencarian ide produk sampai ke tahap
produksi. Selain itu kita juga dapat mengetahui bagaimana cara pemasaran
langsung produk ke konsumen.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
Wirausaha,
menurut asal katanya, terdiri atas kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak
agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Pengertian
wirausaha, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah orang yang pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta
memasarkannya. Pelaku wirausaha, dikenal juga dengan sebutan wirausahawan atau
entrepreneur, adalah seseorang yang memiliki kualitas jiwa kepemimpinan dan
inovator pemikiran dalam melakukan usaha. Entrepreneur dapat diartikan juga
sebagai seseorang yang mampu mewujudkan ide ke dalam sebuah inovasi yang
sukses. Kewirausahaan, atau entrepreneurship, memiliki pengertian yang lebih
luas lagi. Kewirausahaan, seperti tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, adalah
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara
kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar. Entrepreneurship adalah sikap dan perilaku yang melibatkan keberanian
mengambil risiko, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
2.1.1 Sifat-sifat seorang
wirausahawan seperti berikut:
Percaya
Diri Kepercayaan diri merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan
dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan
menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan memengaruhi gagasan,
karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja,
kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri
sendiri. Oleh karena itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri
dan percaya diri.
Berorientasikan
Tugas dan Hasil Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang
yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan, dan kerja keras. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh
apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pengalaman
dan pengembangannya diperoleh dengan caradisiplin diri, berpikir kritis,
tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi.
Berani
Mengambil Risiko Salah satu hal penting dalam memulai berbuat sesuatu yang baru
adalah berani mengambil risiko untuk melakukan sesuatu yang belum pernah
dilakukan sebelumnya. Inovasi atau kebaruan tidak akan muncul jika kita
melakukan hal-hal yang sudah dilakukan oleh orang lain, dan tidak berani melakukan
hal-hal yang belum pernah kita lakukan. Wirausahawan adalah orang yang lebih
menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau
kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausahawan menghindari
situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi
risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini, ada dua alternatif
yang harus dipilih, yaitu alternatif yang menanggung risiko dan alternatif yang
konservatif.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sikap yang dimiliki oleh seorang pemimpin di antaranya
memiliki visi yang jelas, memiliki integritas dan kejujuran, mampu
berkomunikasi dengan baik, menjadi teladan, rendah hati, mau mendengar, mampu
memotivasi orang lain untuk melakukan tugasnya dan berlaku adil. Seorang
wirausahawan harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia
selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi
pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran dan selalu memanfaatkan perbedaan
sebagai suatu yang menambah nilai.
Keorisinalitas/Keaslian
Keaslian ide, gagasan, pemikiran dan keputusan dapat diperoleh dengan keluasan
wawasan dan kemampuan berpikir kreatif, serta melihat peluang yang ada.
Orisinalitas muncul dari kemampuan untuk selalu menuangkan imajinasi dalam
pekerjaannya, keinginan tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan,
memiliki sikap mental yang positif dan daya pikir kreatif. Karya orisinal juga
hanya dapat dihasilkan oleh wirausahawan yang memiliki keahlian di bidangnya
serta rajin mencoba hal-hal baru yang inovatif.
Berorientasi
ke Masa Depan Masa depan memiliki berbagai peluang dan tantangan yang berbeda
dengan saat ini. Seorang dengan kewirausahaan berani melihat peluang dan
tantangan tidak hanya di saat ini, melainkan juga di masa depan. Salah satu
indikator atau tanda seseorang memiliki entrepreneurship atau jiwa kewirusahaan
adalah mampu membuat usaha bisnis sendiri, menjadi wirausahawan. Wirausaha
dalam bidang teknologi transportasi dan logistik, dapat menjadi wirausahawan
yang menghasilkan produk, wirausahawan penjual produk ataupun wirausaha yang
memberikan jasa perbaikan produk teknologi transportasi dan logistik.
Keberhasilan wirausahawan adalah saat usahanya dapat menghasilkan keuntungan
atau laba, mampu mempekerjakan banyak orang, memberikan bagi lingkungan
sekitarnya, serta dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan
negaranya.
2.1.2 Faktor Penyebab Keberhasilan
dan Kegagalan Berwirausaha
Memulai
sesuatu yang baru pasti tidak mudah. Oleh karena itu, seorang wirausahawan
harus berani mencoba dan mengambil risiko. Gagal dalam melakukan suatu hal
adalah bagian dari proses untuk menuju kesuksesan. Kegagalan adalah kesuksesan
yang tertunda. Jika kamu mencoba wirausaha dalam suatu bidang, lalu gagal, kamu
tidak perlu berkecil hati dan putus asa, cobalah kembali! Tentu sebelum memulai
berwirausaha, buatlah perhitungan dan perencanaan yang matang.
2.2 PERENCANAAN USAHA KERAJINANAN
DENGAN INSPIRASI BUDAYA NON BENDA
2.2.1 Budaya Tradisional sebagai
Sumber Inspirasi
Indonesia
sangat kaya dengan budaya tradisional yang merupakan adat istiadat yang berlaku
pada setiap kelompok etnik atau suku bangsa. Terdapat lebih dari 300 kelompok
etnik atau suku bangsa di Indonesia atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut
sensus Badan Pusat Statistik tahun 2010. Indonesia memiliki jumlah suku bangsa
terbanyak di Asia Tenggara. Artinya, Indonesia memiliki keragaman budaya
tradisional yang merupakan potensi luar biasa untuk menjadi sumber inspirasi.
Budaya
tradisi dapat dikelompokkan menjadi budaya nonbenda dan artefak/ objek budaya.
Budaya nonbenda di antaranya pantun, cerita rakyat, tarian, dan upacara adat.
Sedangkan artefak/objek budaya diantaranya pakaian daerah, wadah tradisional,
senjata dan rumah adat. Pada kehidupan seharihari, produk budaya tradisional
nonbenda maupun artefak tidak dipisahpisahkan melainkan menjadi satu kesatuan
dan saling melengkapi. Sebuah tarian tradisional bisa saja membawakan cerita
tradisional, dengan menggunakan pakaian tradisional dan ditarikan pada sebuah
upacara yang merupakan ritual tradisional. Contohnya tarian Burung Enggang dari
suku Dayak, menceritakan tentang seekor burung enggang. Burung enggang bagi
masyarakat Dayak merupakan simbol dewata. Burung enggang merupakan wujud nenek
moyang yang turun ke bumi. Penari Burung Enggang menggunakan pakaian
tradisional Dayak, dan diiringi musik tradisional yang dimainkan dengan alat
musik tradisional. Tarian, simbol, pakaian, musik dan alat musik tersebut dapat
menjadi sumber inspirasi dari pembuatan kerajinan. Tarian, simbol dan musik
merupakan produk budaya nonbenda, sedangkan pakaian, perlengkapan tari dan alat
musik merupakan artifak/objek budaya. Setiap
jenis budaya tradisi baik nonbenda maupun artefak/objek budaya dapat menjadi
sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan. Hingga saat ini,
tercatat 4.156 warisan budaya nonbenda yang terdapat di seluruh Indonesia.
Setiap daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah yang mengambil
inspirasi dari budaya tradisi daerahnya masingmasing. Kekayaan budaya tradisi
Indonesia adalah kearifan lokal (local genius) yang dapat menjadi sumber
inspirasi yang tidak ada habisnya.
2.2.2 Sumber Daya, Material, Teknik
dan Ide Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda
Kegiatan
wirausaha didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia, material, peralatan,
cara kerja, pasar, dan pendanaan. Sumber daya yang dikelola dalam sebuah
wirausaha dikenal dengan sebutan 6 M, yakni Man (manusia), Money (uang),
Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan Market (pasar).
Wirausaha kerajinan dengan inspirasi budaya non benda dapat dimulai dengan
melihat potensi bahan baku (Material), keterampilan produksi (Man &
Machine) dan budaya lokal yang ada di daerah setempat. Wirausaha kerajinan
dengan inspirasi budaya akan menawarkan karya-karya kerajinan inovatif kepada
pasaran. Pasar sasaran (Market) dari produk kerajinan ini adalah orang-orang
yang menghargai dan mencintai kebudayaan tradisional. Kemampuan mengatur
keuangan (Money) dalam kegiatan usaha akan menjamin keberlangsungan dan
pengembangan usaha.
2.3
Perancangan dan Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya non benda
Proses
perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan pencarian
ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model kerajinan,
dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk produksi. Ide kerajinan dengan inspirasi
budaya lokal akan dikembangkan menjadi produk kerajinan yang akan diproduksi
dan siap dijual. Dengan demikian produk yang dihasilkan harus memiliki nilai
estetik dan inovasi agar diminati pasar. Perancangan kerajinan dengan inspirasi
budaya nonbenda akan menerjemahkan sesuatu yang abstrak (tak berbenda) menjadi
benda (berwujud). Misalnya, inspirasi diambil dari sebuah cerita rakyat (tak
berbenda) menjadi sebuah diorama mini yang menggambarkan salah satu adegan
dalam cerita rakyat tersebut. Contoh lain adalah mengambil inspirasi dari
kepercayaan simbolis (tak berbenda), burung enggang untuk dibuat menjadi ide
untuk tekstil atau busana (benda). Tahapan penerjemahan meliputi: pemahaman
terhadap makna simbol; mencari kata kunci yang dapat menjadi dasar dari
pengembangan ide produk; mencari ide-ide fungsi dan bentuk kerajinan.
1.
Pencarian Ide Produk Kita telah mengenali berbagai kekayaan budaya non benda di
daerah setempat, tokoh-tokoh cerita rakyat, filosofi dari pantun, simbolsimbol,
cerita rakyat dan tarian tradisional. Pengetahuan dan apresiasi kita terhadap
hal-hal tersebut dapat mendorong munculnya ide untuk pembuatan produk kerajinan.
Ide bisa muncul secara tidak berurutan, dan tidak lengkap, tetapi dapat juga
muncul secara utuh. Salah satu dari kita bisa saja memiliki ide tentang suatu
bentuk unik yang akan dibuat. Ide bentuk tersebut akan menuntut kita untuk
memikirkan teknik apa yang tepat digunakan dan produk apa yang tepat untuk
bentuk tersebut. Salah satu dari kita juga bisa saja mendapatkan ide atau
bayangan tentang sebuah produk yang ingin dibuatnya, material, proses dan alat
yang akan digunakan secara utuh.
2.
Membuat Gambar/Sketsa Ide-ide produk, rencana atau rancangan dari produk
kerajinan digambarkan atau dibuatkan sketsanya agar ide yang abstrak menjadi
berwujud. Ide-ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku atau lembaran
kertas, dengan menggunakan pinsil, spidol atau bolpoin dan sebaiknya hidari
penggunaan penghapus. Tariklah garis tipis-tipis dahulu. Jika ada garis yang
dirasa kurang tepat, abaikan saja, buatlah garis lain pada bidang kertas yang
sama.
3.
Pilih Ide Terbaik Setelah kamu menghasilkan banyak ide dan menggambarkannya
dengan sketsa, mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan dan
memungkinkan untuk dibuat.
4.
Prototyping atau Membuat Studi Model Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap
sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya hanya digambarkan pada bidang
datar. Kerajinan yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk
selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model.
Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material
sebenarnya.
5.
Perencanaan Produksi Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses
produksi atau proses pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan langkahlangkah
kerja dituliskan secara jelas dan detail agar pelaksanaan produksi dapat
dilakukan dengan mudah dan terencana.
2.3.1 PRODUKSI KERAJINAN DENGAN
INSPIRASI BUDAYA NONBENDA
Proses
produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal nonbenda berdasarkan daya
dukung yang dimiliki oleh daerah setempat. Kegiatan produksi diawali dengan
persiapan produksi. Persiapan produksi dapat berupa pembuatan gambar teknik
(gambar kerja) atau gambar pola. Gambar kerja atau pola akan menjadi patokan
untuk kebutuhan pembelian dan persiapan bahan. Tahap selanjutnya adalah
pengerjaan. Kerjakan setiap tahap sesuai dengan perencanaan produksi yang sudah
dibuat sebelumnya. Tahapan produksi secara umum terbagi atas pembahanan,
pembentukan, perakitan, dan finishing. Tahap pembahanan adalah mempersiapkan
bahan atau material agar siap dibentuk. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan
dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis
material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat. Material
kertas dibentuk dengan cara dilipat. Kayu, bambu dan rotan lainnya dapat
dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat. Pemotongan bahan dibuat sesuai
dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan juga biasanya
digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti menyambungkan bilahbilah papan
atau dua batang bambu. Pembentukan besi dan rotan, selain dengan pemotongan,
dapat menggunakan teknik pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat menggunakan
teknik las. Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara pengetokan. Tahap
terakhir adalah finishing. Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum
produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan
dan/atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan diantaranya
penghalusan permukaan kayu dengan amplas atau menghilangkan lem yang tersisa
pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau
pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet dan lebih menarik. Kelancaran
produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bergantung
pada bahan, alat dan proses produksi yang digunakan pada proses produksi.
Proses pembahanan dan pembentukan material solid seringkali menghasilkan sisa
potongan atau debu yang dapat melukai bagian tubuh pekerjanya. Maka, dibutuhkan
alat keselamatan kerja berupa kacamata melindung dan masker antidebu. Proses
pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang dapat berbahaya
bagi kulit dan pernafasan, pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker
dengan filter untuk bahan kimia. Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak
kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh
konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.
2.3.2 KEMASAN KERAJINAN DENGAN
INSPIRASI BUDAYA NONBENDA
Kemasan
untuk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan serta
memberikan kemudahan membawa dari tempat produksi hingga sampai ke konsumen.
Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik dan sebagai identitas atau
brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material,
bentuk, warna, teks dan grafis yang tepat. Material yang digunakan untuk
membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang akan dikemas. Produk yang
mudah rusak harus menggunakan kemasan yang memiliki material berstruktur.
Pemilihan material juga disesuaikan dengan identitas atau brand dari produk
tersebut. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan oleh material kemasan,
juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks dan grafis. Pengemasan dapat
dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat
identitas atau brand. Kemasan dapat dibagi menjadi 3 (tiga): kemasan primer,
kemasan sekunder dan kemasan tersier. Kemasan yang melekat pada produk disebut
sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang
berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan primer
produk melindungi produk dari benturan dan kotoran, berfungsi menampilkan daya
tarik dari produk serta memberikan kemudahan untuk distribusi dari tempat
produksi ke tempat penjualan. Perlindungan bisa diperoleh dari kemasan tersier
yang membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang akan dikemas. Kemasan
produk sebaiknya memberikan identitas atau brand dari produk tersebut atau dari
produsennya. Material kemasan untuk melindungi dari kotoran dapat berupa
lembaran kertas atau plastik. Tidak semua produk membutuhkan kemasan primer,
tetapi setiap produk membutuhkan identitas. Identitas dapat berupa stiker atau
selubung karton yang berisi nama dan keterangan. Pada kemasan kerajinan dengan
inspirasi budaya, dapat ditambahkan label atau lembaran keterangan yang berisi
informasi tentang budaya nonbenda yang menjadi inspirasi.
2.4 PENGHITUNGAN BIAYA PRODUKSI
KERAJINAN DENGAN INSPIRASI BUDAYA NONBENDA
Biaya
produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi
barang. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan
biaya overhead. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik,
bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung
proses produksi. Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk
membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem dan bahan-bahan lainnya dapat
dimasukan ke dalam biaya overhead.
2.5 PEMASARAN LANGSUNG KERAJINAN
DENGAN INSPIRASI BUDAYA NONBENDA
Pemasaran
langsung adalah promosi dan penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen
tanpa melalui toko. Penjualan langsung merupakan hasil dari promosi langsung
yang dilakukan oleh penjual terhadap pembeli. Pemasaran dapat dilakukan dengan
promosi dan demo penggunaan produk kepada calon konsumen. Sistem penjualan
langsung dapat berupa penjualan satu tingkat (single-level marketing) atau
multitingkat (multi-level marketing). Penjualan satu tingkat merupakan cara
yang paling sederhana untuk menjual produk secara langsung. Wirausahawan
langsung memasarkan dan menjual kepada konsumen tanpa membutuhkan toko atau
pramuniaga. Pemasaran produk kerajinan dapat dilakukan dengan cara pemesanan.
Konsumen dapat melihat langsung produk ataupun melalui gambar dari produk
kerajinan, dan kemudian memesannya. Produsen kerajinan selain menjual produknya
sendiri, dapat membentuk kelompok penjual yang akan memasarkan dan menjualkan
produknya secara langsung kepada konsumen. Kelompok penjual dapat terdiri atas
beberapa tingkatan. Sistem dengan beberapa tingkat kelompok penjual disebut
multi-level marketing Produk perusahaan memiliki usaha di bidang penjualan
langsung (direct selling) baik yang menggunakan single level maupun multi-level
marketing wajib memiliki Surat Izin Usaha Penjualan Langsung yang dikeluarkan
oleh BKPM sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 32 Tahun 2008.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu
yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta
menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. Kewirausahaan adalah
suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang
terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi
kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari
seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Indonesia
sangat kaya dengan budaya tradisional yang merupakan adat istiadat yang berlaku
pada setiap kelompok etnik atau suku bangsa. Terdapat lebih dari 300 kelompok
etnik atau suku bangsa di Indonesia atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut
sensus Badan Pusat Statistik tahun 2010. Indonesia memiliki jumlah suku bangsa
terbanyak di Asia Tenggara. Artinya, Indonesia memiliki keragaman budaya
tradisional yang merupakan potensi luar biasa untuk menjadi sumber inspirasi.
SARAN
Sebaiknya dalam
melakukan kewirausahaan dengan kerajinan inspirasi nonbenda, para pengusaha
hasru memperhatikan kerajinan yang akan dibuat dan memiliki perencanaan yang
kuat dalam melakukan kegiatan kewirausahaan. Selain itu, para pengusaha muda
harus memiliki tekad yang kuat dalam melakukan kewirausahaan agar hasil yang
didapat nanti maksimal dan memuaskan.
Komentar
Posting Komentar